Pentingnya Sebuah Pengakuan
Saudara-saudari yang terkasih, ada sekian banyak kebutuhan manusia, dan salah satu kebutuhan manusia yang sekarang ini baru banyak dicari adalah kebutuhan akan ‘pengakuan’, karena dengan begitu dia tidak ditinggalkan atau diremehkan. Kalau anda posting sesuatu, dan anda gelisah karena tidak ada yang like, atau ketika dalam diskusi dan rapat lalu anda dicuekin dan merasa kesal; ya bisa jadi itulah yang saya sebut orang haus ‘pengakuan’. Namun, apa sih alasannya? Kenapa orang harus membutuhkan pengakuan?
Pertama, butuh pujian dan penghormatan dari orang lain. Ya, seseorang butuh diapresiasi atas sesuatu yang dilakukannya. Orang ini terobsesi bahwa kehadirannya harus mendapat perhatian dari orang lain, meski itu sekedar kata-kata pujian: wah hebat, super sekali, masook!
Kedua, untuk cari muka atau cari posisi. Orang ingin mendapat posisi yang tepat di komunitasnya, maka untuk mencapai posisi puncak, ia harus mendapat pengakuan dulu nih dari orang-orang di sekitarnya.
Maka inilah alasan seseorang membutuhkan pengakuan dari orang-orang di sekitarnya. Ada kebutuhan pujian, ada kebutuhan meningkatkan harga diri di hadapan orang lain.
Pengakuan Petrus, Pengakuan Iman
Saudara-saudara yang terkasih, hari ini kita mendengarkan sabda Tuhan yang sebenarnya intinya sama, pada kata ‘pengakuan’. Pengakuan itu ditujukan kepada Yesus, ketika Yesus bertanya: Menurutmu, siapakah Anak Manusia ini? Ada beberapa jawaban. Ada yang mengatakan Yohanes Pembaptis. Ada yang mengatakan Elia. Ada yang mengatakan Yeremia atau salah satu dari para nabi.
Satu jawaban meyakinkan datang dari sosok Petrus. Petrus menjawab: “Engkau adalah Mesias, anak Allah yang hidup!” Jawaban ini, bermakna banyak hal. Satu jawaban Petrus ini memuat tiga hal sekaligus: pengakuan iman akan Kristus yang artinya melebihi segala-galanya, pemberian otoritas membawa ‘kunci’ Kerajaan Allah dari Yesus kepada Petrus, dan panggilan untuk bertindak yaitu mewartakan Kristus seluas-luasnya.
Maka, berbeda dengan kebutuhan pengakuan yang sering dicari manusia dalam hidupnya. Pengakuan yang diminta Yesus kepada manusia, secara khusus Petrus, bermakna mendalam, yaitu soal pengakuan iman bahwa kita mengakui Kristus sebagai satu-satunya Juruselamat, keterbukaan diri akan tugas dan pelayanan, komitmen hidup beriman yang mesti dipertahankan terus menerus.
Pengakuan Iman yang Menyelamatkan
Saudara-saudara yang terkasih, pertanyaan Yesus, yang ditujukan kepada Petrus, sesungguhnya adalah pertanyaan yang sama yang ditujukan kepada kita. Ketika Yesus bertanya: Tetapi menurut kamu, siapakah Aku ini? Apakah kita akan menjawab berdasarkan iman akan Kristus, atau kita selama ini menganggap Yesus sebagai tokoh sejarah yang ada dalam kehidupan manusia?
Dua hal penting yang harus diingat
Pertama, sampai saat ini, pastikan kita juga punya jawaban seperti Petrus. Karena pengakuan akan Kristus menjadi dasar dari semua hidup beriman. Jawaban kita akan beragam, sesuai dengan pengalaman: Kristus Sang Penolong karena kita sering ditolong dalam hidup ini, Kristus Yang Murah Hati karena kita sering mendapat kebaikan dari Tuhan, dst.
Kedua, kita ingat bahwa sebuah pengakuan juga menjadi motivasi bertindak, bukan berhenti pada kata-kata. Pengakuan iman itu memotivasi kita untuk bertindak dan melayani Kristus di dunia. Kalau kita mengenal Kristus sebagai Penolong, hal yang sama mesti kita lakukan, menjadi penolong bagi yang lain. Kalau kita mengenal Kristus sebagai murah hati, hal yang sama mesti kita lakukan, murah hati kepada sesama.
Konklusi
Maka, saudara-saudara yang terkasih, mari kita mohon rahmat supaya pengakuan iman kita akan Kristus sungguh berdaya guna, dan membawa keselamatan bagi banyak orang. Amin.
oleh : Rm. Yoseph Didik Mardiyanto Pr.