Sederhana dan bersahaja, itulah rangkaian kata yang tepat untuk menggambarkan peringatan HUT ke-83 Keuskupan Agung Semarang (KAS), Minggu (25/6). Misa syukur mengangkat tema “Sama Seperti Bapa Mengutus Aku, Demikian Juga Sekarang Aku Mengutus Kamu” (Yoh 20:21), dipimpin oleh Uskup KAS, Mgr. Robertus Rubiyatmoko, didampingi oleh Romo Herman Yoseph Singgih Sutoro, Pr., Romo Yohannes Rasul Edy Purwanto, Pr., Romo Albertus Nugroho Widiyono, S.J., dan Romo Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF.
Kebersahajaan tampak sejak 15 menit sebelum misa dimulai. Bapak Uskup dengan tenang menyiapkan bacaan dan panduan liturgi di altar tanpa merasa terganggu oleh kehadiran umat yang perlahan mulai mengisi bangku-bangku kosong di dalam gereja. Kesederhanaan pun tercermin dari perarakan para petugas liturgi yang memasuki pintu utama gereja dengan iringan dari paduan suara Suara Surgawi.
Dalam homilinya, Monseigneur mengajak seluruh umat KAS untuk bersyukur kepada Tuhan atas anugerah ulang tahun ke-83. Perjalanan panjang telah dilalui baik oleh masing-masing individu maupun sebagai umat KAS. Selama 83 tahun, seluruh warga KAS telah mengalami kemajuan yang luar biasa, baik dalam perjalanan iman, gereja, maupun perjalanan penggembalaan karena seluruh umat makin terlibat di dalamnya.
Menilik data ecclesia KAS 25 Juni 2023 pk. 06.30, jumah umat KAS 367.257 jiwa tersebar di lima wilayah territorial kevikepan: Semarang, Surakarta, Kedu, Jogja Barat, dan Jogja Timur. Di dalamnya meliputi 109 paroki, termasuk kuasi paroki yaitu Paroki Ngablak dan beberapa paroki administratif. Terdapat 140.214 KK dalam 872 wilayah dan 3.738 lingkungan. Kekayaan gereja itu menggambarkan bagaimana kasih Tuhan yang luar biasa terus mengalir dari waktu ke waktu. Allah telah mendampingi umat KAS dengan segala kelimpahan iman kepada Kristus yang bertumbuh dan mekar setiap saat.
“Dalam perjalanan iman itu, kita mencoba untuk menghadirkan Kerajaan Allah dalam hidup bersama khususnya di tengah masyarakat. Kita turut berdinamika dan berpartisipasi dalam misi Yesus yang datang ke dunia untuk mencari, menyelamatkan, dan membawa semua orang kepada Allah agar percaya kepada-Nya dan mengalami keselamatan,” kata Mgr. Robertus Rubiyatmoko.
Yesus datang ke dunia ini untuk menebus dosa manusia. Manusia yang berdosa karena Adam, akhirnya diperbarui oleh Yesus. Sebagai manusia yang telah ditebus, kita dipanggil untuk turut serta mewartakan Kerajaan Allah dan mewartakan keselamatan kepada banyak orang dalam kehidupan sehari-hari. Kita turut serta melibatkan diri dalam kehidupan menggereja sebagai bentuk nyata kita sebagai warga Gereja dan berupaya mewujudkan kehadiran Kerajaan Allah dalam kehidupan di tengah masyarakat dengan turut terlibat dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air.
Bapak Uskup mengajak umat untuk menghidupi kembali semangat Mgr. Albertus Soegijapranata “100% katolik, 100% Indonesia”. Kekatolikan hanya dapat terwujud secara nyata, berguna bagi orang lain, dan Allah hadir di sana, jika kita mampu mewujudkan damai sejahtera bagi semua orang dalam kehidupan bersama di tengah masyarakat. “Tekad kita bersama mewujudkan peradaban kasih di bumi Indonesia ini dengan mengupayakan kehidupan bersama yang makin sejahtera, makin bermartabat, dan makin beriman,” kata Monseigneur.
Tekad kita bersama mewujudkan peradaban kasih di bumi Indonesia ini dengan mengupayakan kehidupan bersama yang makin sejahtera, makin bermartabat, dan makin beriman
Mgr. Robertus Rubiyatmoko
Kesejahteraan diupayakan dengan memberikan perhatian pada mereka yang berkekurangan. Ini merupakan salah satu wujud iman secara konkrit melalui karya-karya kita di tengah masyarakat. Kesejahteraan jasmani pada akhirnya mengarah ke kesejahteraan rohani. Harapannya, dengan keterlibatan kita menyuarakan kebenaran dan keadilan di tengah masyarakat dapat menyadarkan bagaimana manusia yang bermartabat menjunjung tinggi kemanusiaan, sehingga pada akhirnya kekerasan serta penindasan dapat tersingkirkan dan terciptalah masyarakat yang hidup dalam sukacita dan sejahtera sebagai manusia yang bebas dan merdeka.
Usaha kita menyuarakan kebenaran dan keadilan merupakan wujud konkrit dari iman kita. Kita beriman sungguh-sungguh jika kita dapat bermanfaat bagi orang lain. Kita beriman sungguh-sungguh ketika Allah hadir kepada orang-orang di sekitar kita melalui diri kita. Hal ini yang menjadi perjuangan kita dan semuanya menjadi rumusan dalam rencana induk dan arah dasar KAS dari waktu ke waktu.
Semua ini dapat terwujud berkat kepedulian dan kemauan seluruh umat, dari anak hingga dewasa, untuk mau terlibat di dalam gereja. Suatu kebanggaan bagi KAS mampu membina iman umatnya untuk mau terlibat hingga akhirnya benih iman dapat tersebar luas hingga ke tempat lain. Lungguh bareng, rembugan bareng, mutuske bareng, nandangi bareng, merupakan semangat mlaku bareng yang menjadi modal dasar untuk membesarkan KAS. Hal ini tidak hanya dapat dikembangkan dalam lingkup gereja saja, tetapi juga dalam kehidupan di masyarakat luas agar kita dapat bergandengan tangan dengan semua orang untuk mewujudkan Kerajaan Allah di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.
Sebelum berkat penutup, Bapak Uskup memimpin doa sebagai bentuk ucapan syukur atas HUT ke-83 KAS dilanjutkan dengan peniupan lilin dan pemotongan tumpeng diiringi lagu Selamat Ulang Tahun. Potongan tumpeng selanjutnya diberikan kepada dua anak yang membawa persembahan saat misa sebagai lambang masa depan KAS.
Usai misa, Bapak Uskup, para romo beserta umat menuangkan 83 botol eco enzym dan melepaskan 83 bungkus ikan di sungai depan Gereja Katedral Semarang sebagai wujud partisipasi umat dalam menjaga, melestarikan lingkungan, dan memulihkan ekosistem sungai dari pencemaran agar makhluk hidup di dalamnya dapat berkembang dengan baik.
Bernadetta Esti W.U. (Redaksi Berkat)