Teladan Kasih

“Perayaan Kamis Putih memberi pesan yang kuat untuk saling mengasihi. Bukan mengasihi sebagai ungkapan perasaan, tetapi mengasihi sehabis-habisnya, mengasihi tanpa batas, dan mengasihi dalam kesetiaan,” ungkap Romo FX. Sugiyana Pr dalam homili Misa Kamis Putih di Gereja SPM RRS Randusari Katedral Semarang, Kamis (6/4)

Mengasihi seperti itu tidak mudah, tetapi Kristus sudah menunjukkan hal ini dalam pengajaran, tindakan dan seluruh kehidupan-Nya. Ia mau mengasihi kita sampai saat-saat terakhir hidupnya. Sepanjang perjalanan hidup Yesus tidak pernah berhenti mengasihi sekalipun Ia dimusuhi, diancam bahkan dikhianati.

Dalam perjamuan terakhir Yesus bertindak tidak biasa yaitu membasuh kaki para murid-Nya. Ia membasuh kaki para rasul sebagai tanda kasih yang sempurna, kasih yang sehabis-habisnya. Ini adalah warisan yang ingin ditinggalkan Tuhan kepada kita.

Kita mungkin belum mampu meneladani hal itu. Kasih yang kita bangun biasanya kasih yang kondisional, kasih yang tergantung pada kondisi tertentu. Suami istri yang awalnya saling mengasihi atau hubungan persahabatan bisa berakhir dengan saling membenci atau saling menjatuhkan satu sama lain karena suatu permasalahan.

Hal yang sama juga terjadi saat kita mencintai Tuhan. Saat menerima yang baik kita mau mencintai, tetapi saat pengalaman berat muncul, doa tidak terkabul, Tuhan menjadi sasaran kebencian yang muncul dalam diri kita.

Berbagai kondisi ini membuat seseorang takut mencintai orang lain, takut terluka, takut pengalaman buruk terulang. Pendek kata, kasih kita belum sempurna, belum bertahan sampai akhir, belum setia saat permasalahan datang, belum bisa menanggung saat hal buruk terjadi.

“Malam ini Tuhan mengajak kita untuk kembali belajar mencintai dan memberikan yang terbaik untuk orang lain. Mungkin respon mereka kadang tidak sesuai harapan, tetapi lewat Yesus kita belajar kasih yang tahan uji dan tidak tergantung pada situasi atau kondisi tertentu. Kita belajar agar dalam diri kita tidak ada kebencian, tidak ada dendam sehingga kasih Kristus tetap dapat kita rasakan. Kasih itu akan mengantar kita pada keselamatan dan kehidupan bersama pun akan merasakan kedamaian,” kata Romo Sugi.

 

Usai homili dilanjutkan Upacara Pembasuhan Kaki para rasul yang diperankan oleh Putra Altar. Setelah misa berakhir, para petugas liturgi bersama umat mengarak Sakramen Maha Kudus ke Ruang Petrus dilanjutkan tuguran hingga pk. 00.00.

 

Alb. Goentoer Tj

Komsos Katedral Semarang
Jl. Pandanaran No. 9, Semarang 50244 Jawa Tengah

© Komsos Katedral 2024