St. Leo Agung, Paus dan Pujangga Gereja

Sebelum diangkat menjadi Paus pada tahun 440 Masehi, sebagai seorang diakon Gereja Katolik Roma St. Leo Agung telah menentang kaum bidaah Pelagianisme yang mengajar-kan bahwa rahmat Tuhan tidak diperlukan untuk keselamatan, yang lebih merupakan bonus yang diberikan Allah kepada mereka yang layak menerimanya karena pekerjaan-pekerjaan baik mereka.

Sebagai seorang Paus, St. Leo Agung tegas dan tidak ragu-ragu dalam pengajaran Kristologisnya yang menegas-kan kemanusiaan dan keilahian yang penuh dari Yesus Kristus. Sesungguhnya, tulisannya yang paling terkenal yang ditulis pada tahun 449 merupakan dasar dari definisi dogmatis Konsili Chalcedon mengenai Kristus sebagai Pribadi Ilahi yang memiliki dua sifat yang utuh, yakni ilahi dan manusiawi.

St. Leo Agung menjadi Paus pada pertengahan abad kelima, suatu masa sulit ketika pasukan-pasukan barbar menyerang Kekaisaran Romawi yang dulu pernah berjaya. Ditinjau dari segala segi, Kekaisaran Barat sedang berada dalam kehancuran politik dan militer, dan ada kekosongan pemimpin politik. Paus St. Leo mengisi kekosongan tersebut dan menjadi penasehat dalam masalah spirituil maupun masalah duniawi yang dihadapi oleh umatnya.

St. Leo paling dikenal karena kemampuannya membujuk Atilla si Orang Hun untuk menghentikan rencananya menjatuh-kan kota Roma dan menarik mundur pasukannya hingga ke seberang sungai Donau pada tahun 452. St. Leo sekali lagi menjadi juru bicara bagi warganegara Roma ketika kaum Vandal yang bersifat barbar memasuki Italia Tengah dan ia bahkan mampu mengikat perjanjian damai dengan mereka.

Melalui kepemimpinan dan pengajarannya yang kuat, St. Leo Agung sangat meneguhkan jabatan Paus. Ia menunjukkan asal-usul yang ilahi dari pelayanan jabatan ini dengan me-nelaah bukti-bukti alkitabiah mengenai peran St. Petrus yang unik di antara para rasul lainnya.
Di samping tulisannya yang paling terkenal di atas, St. Leo meninggalkan 143 surat dan 96 homili. Homili yang ia tulis mencakup seluruh masa liturgi dan merupakan harta Gereja yang sangat berharga.

St. Leo Agung meninggal pada tahun 461. Ia dianggap sebagai salah satu Bapa Gereja Barat yang terpenting, dan dinyatakan sebagai “Pujangga Gereja” oleh Paus Benediktus XIV. Pestanya diperingati oleh Gereja setiap tanggal 10 November.

Share the Post:

Related Posts