Mengampuni

Dalam bahasa Inggris, kata ‘mengampuni’ adalah forgiving, bukan forgetting. Dengan demikian, mengampuni berarti juga memberi, bukan melupakan. Inti dari sikap mengampuni adalah memberi ruang, waktu, kesempatan untuk hidup baru, bukan melupakan apalagi menyingkirkan.

Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan menunjukkan belas kasih dengan mau mengampuni perempuan yang dituduh telah berbuat dosa. Perempuan tersebut dilupakan dan hendak disingkirkan oleh orang-orang Yahudi yang membawanya kepada Yesus. Ia hendak dijadikan alat untuk menjatuhkan Yesus dengan mengutip hukum Taurat secara serampangan. Kalau Yesus meng-iya-kan agar perempuan tersebut dirajam, maka Yesus akan dituduh mendukung tindakan main hakim sendiri dan melawan hukum Romawi. Namun jika Yesus menolak, maka Ia akan dituduh tidak taat pada hukum Taurat. Awalnya Yesus tidak mau menanggapi karena memang bukan wewenang nya. Namun karena mereka terus mendesak, maka Yesus membalikkan dengan mengajak orang-orang untuk menghakimi diri mereka sendiri dahulu, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Dan orang-orang pun pergi meninggalkan perempuan tadi mulai dari yang tertua.

Yesus tidak berdosa. Ia tidak menjatuhkan hukuman pada perempuan tersebut. Bahkan ketika perempuan itu belum sempat meminta ampun, Yesus sudah mengampuni, “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” Yesus mau mengampuni dan memberi kesempatan kepada perempuan itu untuk bertobat, meninggalkan dosanya dan tentu saja membawa kebaikan dalam hidupnya.

Kita pun pernah berbuat dosa. Kita berbuat dosa dengan berkat yang Tuhan berikan untuk kita. Kita menggunakan tangan kita untuk menyakiti sesama dengan memukul, mencubit atau mencuri. Kita menggunakan mulut kita untuk membicarakan kejelekan orang, berbohong, memaki, dan mengumpat. Biarpun demikian Tuhan tetap mau mengampuni dan meminta kita bertobat dengan memberikan kesempatan agar kita menggunakan berkatnya untuk kebaikan. Tangan untuk menolong sesama yang membutuhkan, main musik untik menghibur dan memuji Tuhan. Mulut untuk memberikan dukungan, mewartakan kebaikan, menghibur dan memuji Tuhan.

Dalam kehidupan, kita pun selalu berhadapan dengan sesama yang berbuat salah atau menyakiti hati kita. Maka kita pun perlu memberi maaf kepadanya, memberi ruang dan kesempatan hidup baru baginya. Jangan sampai dia terpenjara dalam dosanya.

Masa Prapaskah, menjadi ruang dan kesempatan yang diberikan Tuhan bagi kita untuk membangun pertobatan, memperbaiki diri dan membangun hidup baru sesuai dengan kehendak Tuhan. Masa Prapaskah juga menjadi kesempatan bagi kita untuk memaafkan dan mengampuni sesama yang bersalah kepada kita dengan memberi kesempatan mereka untuk memperbaiki diri. Berkah Dalem.

oleh : Rm. Herman Yoseph Singgih Sutoro, Pr.

Share the Post:

Related Posts